Perkembangan Teknologi

oleh ; Teguh Wahyu Utomo

Coba lihat fasilitas teknologi baru yang bertebaran di Internet. Google, YouTube, Facebook, LinkedIn, Tweeter, My Space, user generated content (UGC) misalnya I-Report dan Eye Witness di CNN, dll, hanyalah sebagian dari teknologi baru yang sangat mendukung New Media. Web Log (alias 'blog') menjadi salah satu bentuk New Media yang bisa digunakan oleh siapa saja. Wartawan, maupun orang biasa, bisa membuat blog sendiri dan mungkin saja menghasilkan audiens unik ke situs mereka. Para audiens, dan pengelola blog, nantinya bisa membentuk community yang khas.

Blog ini menjadi salah satu bentuk revolusi digital. Untuk mendirikan satu perusahaan koran serius, bisa dibutuhkan modal lebih dari Rp 10 milyar. Untuk mendirikan bisnis broadcast serius, kita harus merogoh kocek jauh lebih dalam. Untuk bisa mulai berproduksi, dibutuhkan proses pendirian berbulan-bulan. Namun, untuk membuat New Media dalam bentuk blog, mungkin hanya butuh waktu kurang dari 15 menit dengan ongkos nyaris gratis.

Selain pembentukannya, New Media juga membawa revolusi di berbagai lini lainnya. Ada perobahan besar dalam hal cara pengumpulan informasi, pengeditan, pengemasan, distribusi dan bahkan revolusi berupa pembentukan kembali jurnalisme dengan cara-cara yang belum pernah membayangkan sebelumnya.

Pengumpulan informasi tidak lagi perlu dilakukan wartawan profesional. Siapa saja, yang punya informasi, bisa langsung mengirimkannya ke blog untuk dinikmati oleh komunitasnya. Saat terjadi gempa di Padang, orang-orang biasa sudah mengirimkan rekaman gambar ke perusahaan televisi nasional sebelum wartawan dari perusahaan televisi itu datang ke lokasi.

Orang juga bisa menulis sekaligus mengedit berita dari mana saja. Newsroom, dalam bentuk ruang kerja seperti kantor-kantor formal, tidak terlalu diperlukan. Yang diperlukan cuma piranti komunikasi (misalnya komputer) dan sarana komunikasi (misalnya WiFi). Editor dan wartawan bisa saja bergantian peran.

Jika dulu kita mengenal media cetak (koran, poster dan sejenisnya), media audio (radio dan sejenisnya), dan media audio-visual (televisi dan sejenisnya), sekarang kita bisa mendapatkan New Media yang menyajikan semuanya dalam satu paket. Coba saja buka situs British Broadcasting Corporation di bbc.co.uk atau suarasurabaya.net untuk membuktikan itu.

Koran KOMPAS mengklaim punya sirkulasi di seluruh Indonesia. Tapi, tetap saja ada wilayah yang sulit dijangkau. Selain itu, ada kendala waktu. Di kawasan yang dekat percetakan, produk koran cetaknya bisa diterima pagi-pagi saat konsumen sedang sarapan. Tapi, untuk daerah terpencil, koran barus bisa terkirim tiga hari berikutnya. Bisa jadi, dua atau tiga edisi dikirim jadi satu.

Sebaliknya, bocah SD yang membuat blog di kota kecil di Waikabubak, misalnya, bisa mengirimkan informasi ke seluruh dunia –sepanjang ada fasilitas internet dan piranti penerima/penmgirimnya. Informasi yang disajikan bisa saja seketika dinikmati audiens, dan bahkan mendapat feedback –sepanjang waktu koneksinya bertepatan.

New Media juga punya begitu banyak informasi. Orang boleh dikata bisa mengirim/menerima informasi apa saja. Gambar hot selebriti, politisi, atau orang biasa bisa beredar sama cepatnya dengan tips tentang memelihara bonsai, mengatasi diabetes, hingga mengupil hidung. Orang bisa bebas memilih informasi dari real time news hingga berbagai opini. Ada aliran bebas paling dramatis dan akses luar biasa ke informasi. Nyaris tidak ada sensor.


* Ingin memperdalam wawasan? Kontak saya di cilukbha@gmail.com

Comments